Selasa, 29 Oktober 2013

tulisan manajemen 2

SUKSES TANPA MENGHIRAUKAN KEGAGALAN

        Manajer Motorola dihadapkan pada kemungkinan kehilangan pasar karena mutu mereka kalah dari mutu pesaing. raksasa elektronik ini telah kehilangan satu pasar dan terancam di pasar terahkir yang mereka pertahankan mati-matian. Perusahaan menanggapi dengan menerapkan inisiatif mutu yang didukung oleh Deming, Juran, dan ahli yang lain.
Pada tahun 1992, motorola mencapai tingkat 5,7 sigma. walaupun meleset sedikit dari targetnya Enam Sigma, hasil motorola tak pelak lagi amat mengenaskan. penjualan perkaryawan meleset dari $62.600 pada tahun 1986 menjadi $111.000 pada tahun 1992. barang cacat per sejuta turun dari 6.000 pada tahun 1981 menjadi 40 pada tahun 1992. pendapatan bersih dari oprasional, penjualan, pengeluaran modal, harga saham semuanya naik lebih dari dua kali lipat. walaupun banyak perusahaan yang berpendapat bahwa biaya mutu terlalu tinggi, motorola membuktikan bahwa mutu dapat menghasilkan laba. Richard Buetow, Direktur Mutu Korporasi Motorola, memperkirakan bahwa perusahaan menghemat $ 1,5 miliar sebagai hasil langsung komitmen terhadap mutu.
        Harapan mutu pelanggan terus naik. "dunia menginginkan produk yang tidak pernah rusak selama masih dipergunakan," kata Buetow. direktur mutu memperkirakan bahwa motorola akan menargetkan kurang dari dua barang cacat untuk setiap miliar barang yang dihasilkan pada tahun 2011. "kami harus berpikir dalam arti kesempurnaan walaupun mungkin kami belum sampe di sana" dan di motorola seperti di perusahaan lain yang menjadi pemimpin dalam mutu, cara mengejar mutu berevolusi dan berubah. pada tahun 1993, motorola menetapkan sasaran baru yang berkaitan dengan mutu, mengurangi siklus waktu apapun yang dilakukan perusahaan dengan faktor sepuluh dalam waktu lima tahun

sumber :
Robbins, Stephen P.& Mary Coulter.(2003).Management, 7thedition. Prentice-Hall,
New Jersey.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar