Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Walaupun begitu,manusia tidak sepenuhnya bebas.allport(1961) mengadopsi pendekatan kebebasan-terbatas.ia sering mengkritik pandangan-pandangan adanya kebebasan absolute,namun ia juga menentang pandangan psikoanalisis dan behaviorisme yang di anggapnya menyangkal kebebasan memilih.posisi allport kira-kira di pertengahan kedua pandangan tersebut.walupun kebebasan memilih ada,beberapa orang lebih mampu membuat keputusan dari orang lain.orang yang sehat mempunyai lebih banyak kebebasan daripada anak kecil maupun orang dewasa yang sangat terganggu mentalnya.seseorang yang berintelegensi tinggi dan reflektif mempunyai kapasitas untuk bebas memilih daripada yang beritelegensi rendah dan tidak reflektif.
Walapun kebebasan di batasi,allport menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat di perluas.semakin banyak wawasan mengenai diri-sendiri berkembang dalam diri seseorang,kebebasan untuk memilih dari orang tersebut akan lebih besar.semakin objektif seseorang,yaitu semakin banyak penutup mata (blindfolds) yang berasal dari perhatian diri dan egoisme yang di hilangkan derajat kebebasannya juga akan semakin besar.
Terakhir,menurut allport kebebasan kita dapat di perluas oleh cara kita memilih .apabila kita dengan keras kepala mengikuti suatu rangkaian tindakan yang tidak asing hanya karena terasa lebih nyaman,maka kebebasan kita tetap terbatas.sebaliknya,apabila kita mengadaptasi cara kita menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka,maka kita memperluas perspektif kita dan meningkatkan jumlah pilihan alternatif kita,yaitu kita memperluas pilihan kita untuk memilih.
Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
a. Perkembangan Kepribadian “ Self ”
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
* Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b. Self mungkin mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
c. Self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
d. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagaiancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
b. Positive regard (bersyarat)
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orang tua karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap – sikapdari ibunya, akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.
c. Ciri – ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadappengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selaluberubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.
3. Keyakinan organismik
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalamanitu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanyabenar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiapsegi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitanindividu dengan kecenderungan aktuaalisasi.
4. Kebebasan eksistensialis
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanyapaksaan-paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadimengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangatbanyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yangingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT ABRAHAM MASLOW
Dalam teori
kepribadian sehat menurut Maslow, ada beberapa point yang dijabarkan tentang
pendekatan Maslow terhadap kepribadian. Dia percaya bahwa menyelidiki kesehatan
psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat
sehat. Berikut ini dijelaskan konsep menurut Abraham Maslow kesehatan mental
yang meliputi :
1.
Hierarki
kebutuhan manusia
Kita
didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang
tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah.
Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama
sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu
naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
1. Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan,
air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat
penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat
dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2. Kebutuhan Akan Rasa
Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi
kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan
dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk
mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
3. Kebutuhan Akan Memiliki
Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk
mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang
tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan
perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini
memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan.
Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan
yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas ataupun
keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain bisa
menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa saja
memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti mengendarai
mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak dapat
menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.
5. Aktualisasi diri.
Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh
kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat
didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua
bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa
menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat
memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa
kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap
aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak
puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri
dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.
2.
Kepribadian
yang sehat menurut Maslow
Seperti
yang disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri
tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat
secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang
mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi
potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar
mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi
mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga
menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu
berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang
melainkan berusaha.
Menurut
Maslow, syara untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan
kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat
kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan
ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita
juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan
tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat
penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen
tertentu.
3.
Perbedaan
“meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs
(meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana
pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan
tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat
untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek
tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan
dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan
menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang
lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan
kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang
timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang
lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah,
keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari
deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya
mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi
tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang yang
kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini
dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah,
atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
4.
Ciri-ciri
“actualized people”
Ciri
dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri (pribadi-pribadi yang sehat) mereka adalah sebagai berikut :
1.
Mengamati
Realitas Secara Efisien
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif.
Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau
butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang
dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang
yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari
pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk
kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis
secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
2.
Penerimaan
Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka
tanpa keluhan atau kesusahan dan mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.
Karena orang-orang sehat ini mampu menerima kodrat mereka didunia, maka mereka
tidak harus merubah ataupun memalsukan diri mereka, mereka juga tidak bermuka
dua untuk menutupi kelemahan mereka walaupun orang-orang yang sehat juga banyak
memiliki kelemahan dan keburukan.
3.
Spontanitas,
Kesederhanaan, Kewajaran
Orang yang bisa mengaktualisasi
diri, bertingkah laku dengan terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka
tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka tetapi bisa menunjukkannya dengan
jujur, dan bertingkah laku sesuai realitas, tidak ada yang ditutupi dan terbuka
apa adanya serta berlaku sewajarnya.
4.
Fokus
pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri yang dipelajari Maslow melibatkan diri pada pekerjaan. Orang-orang ini
memiliki suatu perasaan terhadap pekerjaan atau tugas yang menjadi
tanggungannya untuk mengabdikan energi mereka untuk pekerjaannya.
5.
Kebutuhan
akan Privasi dan Indepedensi
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri juga memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian,
artinya mereka juga membutuhkan keadaan dimana mereka ingin merasa sendiri dan
tertutup. Walaupun mereka tidak menjauhkan diri dengan orang lain, mereka juga
terkadang tidak membutuhkan orang lain, mereka ingin mengarahkan diri mereka
kepada diri mereka sendiri, yang berarti juga mereka memiliki kebutuhan untuk
mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka inginkan, mencapai sesuatu
sesuai kemauan mereka, dan melakukan dorongan dengan cara mereka sendiri.
6.
Apresiasi
yang Senantiasa Segar
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri senantiasa mengahargai apresiasi-apresiasi, pengalaman-pengalaman tertentu.
Biarpun pengalaman-pengalaman seringkali terulang, dengan suatu kenikmatan dan
perasaan yang segar, maka apresiasi yang didapat terasa menyenangkan.
7.
Pengalaman-pengalaman
Mistik
Maslow menunjukkan bahwa tidak
semua pengalaman ini terjadi dengan sangat kuat, ada juga pengalaman-pengalaman
yang ringan. Dan yang ringan ini terkadang dapat terjadi pada kita semua. Akan
tetapi pada individu yang lebih sehat memiliki pengalaman mistik lebih sering
daripada orang biasa, bahkan mungkin bisa terjadi setiap hari.
8.
Minat
sosial
Individu yang sehat memiliki rasa
empati yang dalam terhadap hubungan sosialnya, juga keinginan untuk membantu
kemanusiaan. Mereka (individu yang mengaktualisasikan diri) menyadari bahwa
mereka berfungsi pada tingkat sosial yang lebih tinggi dan mengetahui bahwa
mereka dapat mencapai hal-hal dengan lebih baik, melihat dan memahami hal-hal
dengan lebih jelas.
9.
Hubungan
Antarpribadi
Individu yang mengaktualisasikan
diri mampu membuat ataupun menjalin hubungan yang kuat dengan orang lain daripada
orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka bisa memiliki cinta
yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang
sempurna terhadap individu-individu lain.
10.
Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang
diharapkan individu yang mengaktualisasikan diri. Mereka asli, inventif, dan
inovatif meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya
tertentu. Maslow menyamakan kreativitas ini dengan daya cipta dan daya khayal
naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka dan langsung
melihat kepada hal-hal tersebut
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ERICH FROMM
- Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
-Suryatama, S.psikologi kepribadian. Jakarta: Tiga Bermuda, 1997.
- schultz, duane “psikologi pertumbuhan”, model-model kepribadian sehat, 1991.
- Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius Riyanto, Theo. 2006. Jadikan dirimu bahagia. Yogyakarta: Kanisius
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ERICH FROMM
Menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada
pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti
adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat
penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian
seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat.
Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah
masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1) Penerimaan (receptive)
2) Penimbunan (hoarding)
3) Penjualan/pemasaran (marketing)
4) Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif (productive)
Dari kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah
watak produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi
dan dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu,
Fromm menyebutkan 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta persaudaraan
2) Cinta keibuan
3) Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih
baik sebab yang dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan
penderitaan.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup
dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang
manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling
merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang
pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang
dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life
is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang
yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
- mampu mencintai dan dicintai,
- mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
- mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
- mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- memiliki watak sosial yang produktif.
- Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
-Suryatama, S.psikologi kepribadian. Jakarta: Tiga Bermuda, 1997.
- schultz, duane “psikologi pertumbuhan”, model-model kepribadian sehat, 1991.
- Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius Riyanto, Theo. 2006. Jadikan dirimu bahagia. Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar