- Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Sedangkan berdasarkan definisi kerjanya, pengertian dari stress adalah :
a. Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan ( lingkungan ), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
b. Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
A. faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress
1. Kondisi biologik.
Berbagai penyakit infeksi , trauma fisik dengan kerusakan organ biologik,mal nutrisi, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologik yang kontinyu
2. Kondisi Psikologik.
a. Berbagai konflik dan frustasi yang berhubungan dengan kehidupan moderen.
b. berbagai kondisi yang mengakibatkan sikap atau perasaan rendah diri (self devaluation ) seperti kegagalan mencapai sesuatu ynga sangt di idam-idamkan.
c. berbagai keadaan kehilangan seperti posisi, keuangan, kawan atau pasangan hidup yang sangat dicintai.
d. berbagai kondisi kekurangan yang dihayati sebagai sesuatu cacat yang sangat menentukan seperti penampilan fisik, jenis kelamin, usia, intelegensi dan lain-lain.
e. berbagai kondisi perasaan bersalah terutama yang menyakut kode moral etika yang dijunjung tinggi tetapi gagal dilaksanakan.
3. Kondisi Sosio Kultural.
Kehidupan moderen telah menempatkan manusia kedalam suatu kancah stress sosio kultural yang cukup berat. Perubahan sosio ekonomi dan sosio budaya yang datang secara cepat dan bertubi – tubi memerlukan suatu mekanisme pembelaan diri yang memadai. Stresor kehidupan moderen ini diantaranya. :
a. berbagai fluktuasi ekonomi dan segala akibatnya ( menciutnya anggaran rumah tangga , pengangguran dan lain-lain ).
b. Perceraian, keretakan rumah tangga akibat konflik ,kekecewaan dan sebagainya.
c. Persaingan yang keras dan tidak sehat.
d. Diskriminasi dan segala macam keterkaitannya akan membawa pengaruh yang menghambat perkembangan individu dan kelompok.
e. Perubahan sosil yang cepat apabila tiadak diimbangi dengan penyusuaian etika dan moral konvisional ynag memadai akan terasa ancaman. Dalam kondisi terburuk nilai materikalistik akan mendominasi nilai moral spiritual yang akan menimbulkan benturan konflik yang mungkin sebagian terungkap, sedangkan sebagian lainnya menjadi beban perasaan individu atau kelompok.
Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis.
a. Gejala Fisik
Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, napas cepat dan memburu / terengah – engah, mulut kering, lutut gemetar, suara menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat, berkeringat banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah, panas , otot tegang.
b. Gejala Psikis
Keadaan stres dapat membuat orang – orang yang mengalaminya merasa gejala – gejala psikoneurosa, seperti cemas, resah, gelisah, sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah faham, agresi, labil, jengkel, marah, lekas panik, cermat secara berlebihan.
B. efek-efek stress menurut haris selye
1. Local Adaptation Stres.
Tubuh
menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya
berjangka pendek.
Karakteristik
dari LAS :
v Respon yang
terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
v Respon bersifat
adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
v Respon bersifat
jangka pendek dan tidak terus menerus.
v Respon bersifat
restorative.
Sebenarnya
respon LAS ini banyak kita ketemui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti
yang diuraikan di bawah ini :
a) Respon
inflamasi
Respon
ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri
hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat
dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam
3 fase :
Ø Fase pertama
Adanya perubahan sel dan sistem
sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah
ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kinin, histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam
memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein,leukosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang
cedera tersebut.
Ø Fase kedua
Pelepasan eksudat. Eksudat adalah
kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan
lain yang dihasilkan ditempat cedera.
Ø Fase ketiga
Regenerasi jaringan dan terbentuknya
jaringan parut.
b) Respon
refleks nyeri
Respon
ini merupakan respon adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
2.
General
Adaptation Syndrome (GAS)
Gas
merupakan respon fisologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang
terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa
buku tes GAS sering dinamakan dengan sistem neuroendokrin.
¨ Fase Alam
(Waspada).
Melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan diri tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi psikologis.
Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh,gejala stres memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun. Fase alam melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan noreneprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh,gejala stres memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun. Fase alam melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan noreneprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini
menyiapkan individu untuk melakukan respon melawan
atau menghindar. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stressor masih menetap maka individu akan
masuk ke dalam fase resistensi.
¨ Fase Resistance
(Melawan)
Individu mencoba berbagai macam
mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada
keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor
– faktor penyebab stres. Bila teratasi gejala stres menurun atau normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut
jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu
tersebut berupaya beradatasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal
maka individu tersebut akan jatuh pada tahapan
terakhir GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
Fase Exhaustion (Kelelahan)
Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stres
yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala,
gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan
dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah
menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mempertahankan
diri terhadap stressor inilah yang
akan berdampak pada kematian individu tersebut. Tipe-tipe stress dalam psikologi
Tekanan Menurut Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, tekanan adalah suatu sifat atau atributif dari suatu objek lingkungan atau orang yang memudahkan atau menghalangi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Frustasi ialah keadaan batin seseorang,
ketidak seimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat/dorongan
yang tidak dapat terpenuhi. (Frustation = Kekecewaan)
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.
Symptom-Reducing Response Terhadap Stres
- Pengertian symptom - reducing
responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
- Mekanisme
Pertahanan Diri
- Indentifikasi
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
- Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
- Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
• Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
- Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada
objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria
tersebut ke dalam pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara
singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya
menjadi pucat berkeringat.
- Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh
bosnya tadi siang.
- Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata "Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
- Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
- Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang
berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
- Strategi Coping untuk Mengatasi Stress..
Noorhana. Stress dan
Mekanisme Adaptasi. Slide Kuliah Modul Saraf dan Jiwa, FKUI 2010.
Respon Tubuh
terhadap Stres
Respon neurotransmitter
Stresor
mengaktifkan sistem noradrenergik di otak (paling jelas di locus ceruleus) dan
menyebabkan pelepasan katekolamin dari sistem saraf otonom. Stresor juga
mengaktifkan sistem serotonergik di otak, seperti yang dibuktikan dengan
meningkatnya pergantian serotonin. Stres juga meningkatkan neurotransmisi
dopaminergik pada jaras mesofrontal. Neurotransmitter asam amino dan
peptidergik juga terlibat di dalam respon stres. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa corticotrophin-releasing factor
(CRF) (sebagai neurotransmitter, bukan sebagai pengatur hormonal fungsi aksis
hipotalamus-hipofisis-adrenal), glutamat (melalui reseptor N-metil-D-aspartat
[NMDA]) dan gama aminobutiric acid
(GABA) semuanya memainkan peranan penting di dalam menimbulkan respon stres
atau mengatur sistem yang berespon terhadap stres lainnya seperti sirkuti otak
dopaminergik dan noradrenergik.
Respon endokrin
Sebagai
respon terhadap stres, CRF disekresikan dari hipotalamus ke sistem
hipofisial-hipofisis-portal. CRF bekerja di hipofisis anterior untuk memicu
pelepasan hormon adrenokortokotropin (ACTH). Setelah dilepaskan, ACTH bekerja
di korteks adrenal untuk merangsang sintesis dan pelepasan glukokortikoid. Glukokortikoid
sendiri memiliki jutaan efek di dalam tubuh, tetapi kerjanya dapat dirangkum
dalam istilah singkat untuk meningkatkan penggunaan energi, meningkatkan
aktivitas kardiovaskuler (di dalam respon fight
or flight), dan menghambat fungsi
seperti pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas.
Aksis
hipotalamus-hipofisis-adrenal merupakan pelaku pengendali umpan balik negatif
yang ketat melalui produk akhirnya sendiri (ACTH dan kortisol) di berbagai
tingkat, termasuk hipofisis anterior, hipotalamus, dan region otak
suprahipotalamik seperti hipokampus. Di samping CRF, berbagai secretagogue (zat yang merangsang
pelepasan ACTH) dikeluarkan dan dapat memintas pelepasan CRF serta bekerja
langsung untuk memulai kaskade glukokortikoid. Contoh secretagogue termasuk katekolamin, vasopressin, dan oksitosin. Yang
menarik, stresor berbeda (stres dingin lawan hipotensi) memicu pola pelepasan secretagogue yang berbeda, juga
menunjukkan bahwa gagasan respons stres yang sama terhadap stresor umum adalah
terlalu disederhanakan.
Respon imun
Bagian
dari respon stres terdiri atas inhibisi fungsi imun oleh glukokortikoid.
Inhibisi dapat mencerminkan kerja kompensasi aksis
hipotalamus-hipofisis-adrenal untuk mengurangi efek fisiologis stres lainnya.
Sebaliknya stres juga dapat menyebabkan aktivasi imun melalui berbagai jalur.
CRF sendiri dapat merangsang pelepasan norepinefrin melalui reseptor CRF yang
terletak di locus cereleus yang mengaktifkan sistem saraf simpatis, baik sentral
maupun perifer, serta meningkatkan pelepasan epinefrin dari medulla adrenal. Di
samping itu, terdapat hubungan langsung neuron norepinefrin yang bersinaps pada
sel target imun. Dengan demikian, di dalam menghadapi stresor, juga terdapat
aktivasi imun yang dalam termasuk pelepasan faktor imun humoral (sitokin)
seperti IL-1 dan IL-6. Sitokin dapat meyebabkan pelepasan CRF lebih lanjut yang
di dalam teori berfungsi untuk meningkatkan efek glukokortikoid sehingga
membatasi sendiri aktivasi imun.- Strategi Coping untuk Mengatasi Stress..
- Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu:
- Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
- Coping yang berfokus pada emosi (problem focused coping) adalah isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan respon terhadad situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penialaian defensif.
- Strategi Penanganan stress denagn mendekat dan menghindar
- Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
- Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres
http://www.kudureti.com/2012/12/apa-itu-stress-dan-efeknya-pada-diri.html
http://gejalastress.wordpress.com/penyebab-stress/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar