Pengertian Penyesuaian Diri (Adaptasi)
1. W.A
Gerungan menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri)”.
Mengubah diri dengan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis),
misalnya seorag bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat ia
bertugas. Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah
lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah prilaku ibu-ibu di desa untuk meneteki bayi sesuai dengan manajemen laktasi.
2. Menurut Soeharto Heerdjan “Penyesuaian diri adalah usaha atau prilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”.
Adaptasi
merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena
belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi stress
dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi , atau
menetralisasi pengaruhnya. Adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task oriented).
Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain :
a - Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan)
b - Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali
c - Kompromi (kesepakatan)
Jenis Adaptasi :
a. Adaptasi fisiologik = bisa terjadi secara lokal atau umum.
Contoh : seseorang yang mampu mengatasi stress, tangannya tidak berkeringat dan tidak gemetar, serta wajahnya tidak pucat.
b. Adaptasi psikologis = bisa terjadi secara :
- Sadar : individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah
- Tidak sadar : Menggunakan mekanisme Pertahanan diri
- Menggunakan gejala fisik (konversi) atau psikofisiologik/psikosomatik
sumber: Drs. Sunaryo , M.Kes : Psikologi untuk Keperawatan